Amar ma'ruf (menyuruh kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencega kemungkaran) itu adalah puncak tertinggi dalam agama dan itu pulalah yang merupakan kepentingan yang terutama sekali yang karenanya Allah mengutus sekalian nabi dan rasul 'alaihimush shalatu wassalam. Andaikata saja amar ma'ruf dan nahi munkar itu dilengahkan dan dilalaikan, baik cara ilmiah ataupun amaliahnya, maka kesesatan akan merata luas dan kebodohan akan tersebar dimana-mana. Negeri ini akan hancur dan rusak binasa, ketentraman dan keamanan hilang musnah dan seluruh hamba Allah di bumi ini akan tidak karuan lagi jadinya.
Kalau kita hubungan dengan kondisi saat ini mungkin kita bisa bertanya-tanya apakah amar ma'ruf dan nahi munkar tersebut sudah diabaikan, apakah nilai-nilai kebaikan itu tidak dijunjung tinggi lagi dan apakah kebenaran itu sudah disamarkan demi mengejar kepentingan. Tentu jawabannya kita semua bisa menjawabnya.
Setiap hari kita selalu disugukan dengan berita-berita yang menginformasikan telah terjadi pelanggaran dimana-mana baik itu pelanggaran hukum Tuhan maupun hukum negara yang dilakukan oleh anak manusia baik laki maupun perempuan, tua maupun muda yang lebih sedihnya lagi dilakukan oleh orang-orang yang mengemban amanah rakyat untuk menegakkan hukum dan keadilan di negeri ini. Lalu apa yang salah disini????. dan sampai kapan hal seperti ini akan berlanjut, semakin kuat keinginan pemberantasan kejahatan semakin banyak terungkap kejahatan-kejahatan yang dilakukan.
Kalau pemimpin di negeri ini tidak amanah lagi, lalu kepada siapa lagi rakyat di negeri ini akan berharap, kalau penegak hukum sudah tidak bisa memberikan keadilan dan bertindak adil kemana lagi rakyat ini akan mengadu dan minta keadilan. Dimana salahnya semua ini. Padahal mereka bekerja digaji negara dari uang rakyat, yang seharusnya mereka sadar dan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya.
Kita tidak usah bersusah mencari jawabannya kemana-mana, dan mari kembali saja kepada fitrah kita sebagai manusia yang mana kita adalah salah satu makhluk tuhan yang diciptakan dalam keadaan lemah, bodoh dan miskin, dan dengan nikmat Tuhan juga kita bisa menjadi kuat, berilmu dan berpunya. Padahal Allah saja yang menciptakan kita dari lemah menjadi kuat, dari bodoh menjadi berilmu dan dari miskin menjadi berpunya tidak pernah menuntut apa-apa kecuali dengan bersyukur yaitu melaksanakan amalan-amalan amar ma'ruf dan nahi munkar.
Wahai para pemimpin, mari kita bersama-sama mensyukuri nikmat Allah yang sama-sama sudah kita terima, kita gunakan pekerjaan kita sebagai tempat sarana ibadah kita kepadaNya, kita jadikan meja kerja sebagai hamparan sajadah dalam rangka menuju keridhoanNya. Ingatlah, harta, jabatan dan lainnya sebagai itu tidak akan membantu kita diakhir kelak kecuali dengan harta dan jabatan itu kita sekarang berbuat kebaikan, bukan kecurangan. Mari kita syukuri segala yang ada dengan jalan menjalankan amalan-amalan yang menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (Amar ma'ruf dan Nahi munkar)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar