dr. Herlina Nasution (Kabid Yankes) |
Cincin api pasifik membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamstschka, Jepang, Indonesia, Selandia Baru dan Kepulauan di Pasifik Selatan. Indonesia memiiki gunung berapi dengan jumlah lebih kurang 240 buah, 70 buah diantaranya masih aktif. Zona kegempaan dan gunung api aktif circum pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak.
Menurut catatan direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi da Sumber Daya Mineral menunjukkan ada 28 wilayah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami, diantaranya NAD (Nanggroe Aceh Darussalam), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY (Daerah Istimewah Yogyakarta) bagian selatan, Jatim bagian selatan, Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balik Papan Kaltim.
Disumatera Barat telah terjadi beberapa kali gempa, dengan puncaknya pada 30 September 2009 yang telah banyak menelan korban jiwa dan harta. Salah satu daerah dengan korban jiwa terbesar adalah Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan pengalaman gempa 2009 itu Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman berkoordinasi dengan lintas sektor lainnya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana agar masyarakat tidak kehilangan arah/ pedoman untuk bertindak jika terjadi gempa.
dr. Herlina Nasution selaku kepala Bidang Pelayanan Kesehatan yang membawahi program penanggulangan bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman mengatakan bahwa sosialisasi terhadap masyarakat perlu dilakukan dalam rangka mengurangi dampak resiko dari bencana gempa itu sendiri. Dalam keterangannya yang harus dilakukan masyarakat untuk menghadapi bencana gempa adalah :
Disamping itu disampaikannya, bahwa kapan gempa itu terjadi adalah rahasia yang Maha Kuasa, yang menjadi kewajiban bagi kita adalah siap siaga dan waspada jika terjadi bencana.
Disumatera Barat telah terjadi beberapa kali gempa, dengan puncaknya pada 30 September 2009 yang telah banyak menelan korban jiwa dan harta. Salah satu daerah dengan korban jiwa terbesar adalah Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan pengalaman gempa 2009 itu Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman berkoordinasi dengan lintas sektor lainnya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana agar masyarakat tidak kehilangan arah/ pedoman untuk bertindak jika terjadi gempa.
dr. Herlina Nasution selaku kepala Bidang Pelayanan Kesehatan yang membawahi program penanggulangan bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman mengatakan bahwa sosialisasi terhadap masyarakat perlu dilakukan dalam rangka mengurangi dampak resiko dari bencana gempa itu sendiri. Dalam keterangannya yang harus dilakukan masyarakat untuk menghadapi bencana gempa adalah :
- Perlengkapan Siaga Bencana : Siapkan makanan dan minuman setidaknya untuk cadangan selama tiga hari. Siapkan perlengkapan siaga bencana yang mungkin dibutuhkan ketika evakuasi. Simpan perlengkapan tersebut di dalam tas khusus yang mudah dibawa, seperti tas punggung dan dibungkus plastik agar tahan air. Letakkan tas tersebut di tempat yang aman dan mudah dijangkau.
- Isi Tas Siaga Bencana : Persediaan makanan instan yang tahan lama dan air minum, pakaian cadangan dan selimut untuk tiap orang, peralatan P3K dan obat-obatan khusus yang diperlukan, radio kecil dan senter berikut baterai, dokumen-dokumen penting dan perlengkapan lain yang dibutuhkan.
Disamping itu dr. Herlina Nasution yang biasa di panggil dr. Butet ini juga mengatakan bahwa masyarakat perlu diberikan pengetahuan tentang kebencanaan, karena pengetahuan kebencanaan memegang peranan penting dalam proses penyelamatan diri ketika bencana terjadi. Semakin masyarakat memahami bencana itu dengan baik, semakin mudah bagi masyarakat untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan yang tepat. Berikut ini langkah-langkah peningkatan pengetahuan yang harus dilakukan masyarakat :
- Kenali kejadian-kejadian alam yang dapat menimbulkan bencana di lingkungan masyarakat seperti gempa bumi, tsunami, banjir, longsor dan lain-lain.
- Pelajari bagaimana proses bencana itu terjadi mulai dari penyebabnya sampai tindakan penyelamatan diri terhadap bencana tersebut.
- Bangun motivasi anggota keluarga untuk menyiapkan diri dalam menghadapi bencana.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar