dr. H. Zunirman (Kadinkes Kab. Padang Pariaman) |
Yankesmas.com : Pada
tanggal 11 Oktober 2012 telah dilaksanakan pertemuan dengan materi Pelayanan
Prima di Puskesmas dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, dalam
pertemuan ini dihadiri oleh Pimpinan dan Kepala Tata Usaha Puskesmas se
Kabupaten Padang Pariaman.
Tujuan
dari kegiatan ini agar Puskesmas – Puskesmas di Kabupaten Padang Pariaman mampu
memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada masyarakat/ konsumen
Puskesmas.
Untuk
tahap awal yang diundang adalah pimpinan dan kepala tata usaha Puskesmas dengan
harapan dapat mensosialisasikan materi yang diberikan kepada staf dan pegawai
dan bidan desa di wilayah Puskesmas.
Juga
ada yang berpendapat Pelayanan Prima itu tidak akan tercapai karena pembiyaan
di Puskesmas yang kurang, bagaimana pelayanan prima akan tercapai jika biaya
operasional Puskesmas saja selalu kurang, pendapat yang seperti ini menganggap
bahwa pelayanan prima itu adalah Money
Oriented. Juga pernyataan ini sungguh tidak wajar keluar dari seorang
pimpinan Puskesmas. Kalau seorang pimpinan Puskesmas berpaham seperti ini
berarti mereka meyakini bahwa dibawah kepemimpinan dia Puskesmas tidak akan
mampu memberikan pelayanan prima yang menjadi tuntutan zaman maka pimpinan
seperti ini SEBAIKNYA MUNDUR SAJA
karena tidak akan mampu memberikan perubahan Pelayanan Puskesmas kearah yang
lebih baik.
Mari
kita buka mata hati kita, Pelayanan Prima adalah pelayanan yang menyenangkan
sehingga pasien yang kita layani memiliki perasaan puas. Prinsip dari pelayanan
prima meliputi : (1). sikap (attitude)
seperti melayani pasien dengan berpakaian sopan dan serasi, melayani pasien
dengan berfikiran positif, sehat dan logis, melayani pasien dengan sikap
menghargai. (2). Perhatian (attention)
seperti mendegarkan dan memahami secara sungguh-sungguh keluhan pasien,
mengamati dan menghargai prilaku pasien, mencurahkan perhatian penuh kepada
pasien. (3). Tindakan (action)
seperti mencatat keluhan pasien, memberikan solusi dari keluhan pasien dan
sebagainya. Sehingga bila prinsip itu semua dilaksanakan dengan baik akan
timbul rasa menyenangkan bagi pasien. Berbicara menyenangkan adalah bicara
perasaan, bathin. Nah, apabila
kita melayani masyarakat (pasien) dengan 3 S saja (salam, senyum, sapa)
sehingga pada pasien yang kita layani ada rasa senang, tentram, nyaman,
bukankah itu sudah merupakan pelayanan prima???. Pelayanan yang cepat, tepat
serta tersedianya informasi yang cukup di Puskesmas tentang pelayanan yang
diberikan bukankah itu bentuk pelayanan prima??? Sebagai PNS hadir di Puskesmas
tepat waktu sehingga bukan pasien yang datang duluan dan menunggu kita bukankah
itu bentuk pelayanan yang menyenangkan???. Apakah 3 S (salam, senyum, sapa), pelayanan
yang cepat, tepat, tersedianya informasi pelayanan yang akan diberikan serta
hadir di Puskesmas sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan, bersikap yang
baik dalam memberikan pelayanan, memberikan perhatian penuh terhadap pasien,
serta memberikan solusi dan konsultasi terhadap pasien harus dengan uang yang banyak????. Mari fikir
kembali!
Pelayanan
prima hanya bisa diberikan oleh orang-orang yang memiliki kesadaran. Menurut
Bloom Kesadaran tidak akan timbul begitu saja tanpa ada pengetahuan, sikap dan
tindakan.
Pengetahuan
seseorang terhadap pelayanan prima akan menimbulkan rasa ingin tahu apakah pelayanan
prima tersebut, memahami pelayanan prima, menganalisa apa itu pelayanan prima,
serta melakukan evaluasi terhadap pelayanan prima itu sendiri sehingga
diketahui dampak baik atau buruknya dari pelayanan prima itu jika
diaplikasikan.
Seseorang
yang telah memiliki pengetahuan yang baik tentang pelayanan prima akan lahir
pada dirinya sikap. Dari sikap tersebut dia akan menerima, merespon, menghargai
serta bertanggung jawab untuk melaksanakan pelayanan prima. Sebaliknya apabila
seseorang tidak memiliki pengetahuan yang baik terhadap pelayanan prima maka
sikap yang akan timbul pada dirinya adalah rasa pesimis untuk melaksanakan
pelayanan prima.
Pengetahuan
dan sikap yang baik terhadap pelayanan prima akan melahirkan tindakan, dengan
tindakan tersebutlah akan lahir pandangan-pandangan, respon terpimpin, membuat
mekanisme pelayanan sehingga dia akan mengadopsi kebiasaan untuk memberikan
pelayanan yang baik, memuaskan dan menyenangkan.
Oleh
karena kurangnya pemahaman pimpinan Puskesmas terhadap konsep pelayanan prima,
maka dinas kesehatan berusaha untuk menganggarkan biaya pertemuan untuk
membekali Puskesmas yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di
masyarakat agar mampu memahami konsep pelayanan prima tersebut dengan baik.
Sekali
lagi disampaikan kepada pimpinan Puskesmas agar mau belajar apakah itu
pelayanan prima yang hakiki agar dapat diterapkan dalam melayani masyarakat di
Puskesmas. Terima kasih.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar